IMPLIKASI AKM PADA PEMBELAJARAN
Pada postingan sebelumnya disampaikan bahwa hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda, yaitu : 1) Perlu Intervensi Khusus, 2) Dasar, 3) Cakap, dan 4) Mahir.
A. Pemanfaatan Hasil AKM untuk Menguasai Konten : Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran
1. Contoh Strategi Penguasaan Konten pada Mata Pelajaran IPS
Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh berikut :
Guru diharapkan memnyesuaikan pembelajarannya sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Berikut contoh strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan empat tingkat kompetensi literasi membaca siswa :
1) Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, siswa hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Siswa perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2) Siswa di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Siswa dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3) Siswa di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Siswa dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan siswa, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4) Siswa di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
2. Contoh Strategi Penguasaan Konten pada Mata Pelajaran Fisika
Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi tindak lanjut yang perlu diberikan:
1) Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus memiliki penguasaan konsep matematika yang sangat minimal. Siswa ini perlu didampingi mulai dari pencatatan data serta dilakukan diskusi untuk memvalidasi hasil pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman yang kompetensi numerasinya cakap atau mahir.
2) Siswa di tingkat Dasar sudah menguasai konsep dasar, namun masih kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Siswa perlu diberi contoh cara manyajikan data atau menuangkan data hasil catatannya ke dalam bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi holistik mengenai data sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam diskusi bersama.
3) Siswa di tingkat Cakap mampu memahami konsep dan menerapkan konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data. Siswa dapat ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data kelompok lainnya kemudian membuat simpulan umum hasil penelitian dalam satu kelas. Siswa dibimbing dalam menjustifikasi data yang sifatnya anomali.
4) Siswa di tingkat Mahir mampu menerapkan konsep matematika yang dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk menyelesaikan masalah. Siswa ini dapat ditugaskan untuk membandingkan data dirinya, data kelompok lainnya dan data dari sumber-sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah yang relevan) kemudian membuat generalisasi hasil percobaan yang dilakukan dengan menganalisis beragam data.
B. Pemanfaatan Hasil AKM untuk Meningkatkan Kompetensi Literasi dan Numerasi : Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran
1. Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Membaca pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.
Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi tindak lanjut yang perlu diberikan:
1) Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus masih kesulitan memahami resep secara utuh. Siswa diasah kemampuan literasi membacanya tidak hanya dengan membuat cireng, namun juga membuat catatan singkat/rangkuman sederhana mengenai cara membuat cireng berdasarkan resep dari guru.
2) Siswa di tingkat Dasar sudah mampu memahami resep, namun belum memiliki pemahaman yang komprehensif. Siswa pada tingkat ini selain membuat cireng dapat ditugaskan membuat catatan singkat / rangkuman cara membuat cireng yang disertai dengan penanda bagian penting atau bagian yang dapat dimodefikasi pada saat membuat cireng.
3) Siswa di tingkat Cakap sudah memahami secara komprehensif isi resep, namun belum mampu merefleksi dan mengevaluasi. Siswa dapat diberi kebebasan untuk memodifikasi resep / cara membuat cireng, kemudian ditugaskan untuk membuat laporan perbandingan antara cara membuat cireng dengan resep hasil modifikasi dan resep guru.
4) Siswa di tingkat Mahir sudah mampu mengevaluasi dan merefleksi resep guru. siswa tingkat ini sebelum membuat cireng ditugaskan untuk mencari resep cireng lainnya, membandingkan resep-resep, kemudian memutuskan langkah-langkah pembuatan cireng yang akan dijadikan resep untuk dipraktikkan. Hasil telaah beberapa resep tersebut dilaporkan beserta alasan pengambilan keputusan dalam membuat cireng.
2. Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Numerasi pada Mata Pelajaran PJOK
Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi tindak lanjut yang perlu diberikan:
1) Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus diberi beberapa contoh hasil pertandingan yang lengkap. Siswa diminta menjabarkan nilai setiap tim dalam satu grup dan menentukan pemenangnya.
2) Siswa di tingkat Dasar diberi contoh hasil pertandingan satu grup yang rumpang dan kondisi pemenang. Siswa diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang tersebut.
3) Siswa di tingkat Cakap diberi contoh hasil pertandingan dua grup yang rumpang serta kondisi pertandingan babak selanjutnya. Siswa diminta menjabarkan kemungkinan hasil pertandingan yang rumpang.
4) Siswa di tingkat Mahir diminta mengestimasi kemungkinan pemenang di babak selanjutnya berdasarkan hasil pertandingan empat grup di babak sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar