SELAMAT DATANG DI BLOG GURU KIMIA DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Jumat, 21 Juli 2023

AKSI NYATA TOPIK 1 : MERDEKA BELAJAR

 Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar

Tujuan : Memahami peran guru Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara

Salam Guru Hebat!

1) Pemahaman gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran KHD

Ki Hajar Dewantara menggagas perlunya sistem pendidikan yang humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia.

Ki Hajar Dewantara memperkenalkan SISTEM AMONG, yaitu :



-          Ing Ngarsa Sung Tuladha, seorang guru haruslah memberikan contoh yang baik;

-          Ing MadyaMangun Karsa, seorang guru haruslah memberikan semangat pada murid;

-          Tut Wuri Handayani, seorang guru haruslah memberikan dorongan/menjadikan murid mandiri atau merdeka yang tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Ruh dan makna dari Sistem Among oleh Ki Hajar Dewantara ini adalah untuk memerdekakan murid untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan mereka lahir dan batin yang menjadi jiwa-jiwa kita sebagai pendidik.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang sesuai dengan bangsa kita adalah pendidikan yang humanis, kerakyatan dan kebangsaan, yaitu pendidikan yang tidak hanya menebarkan pengetahuan dan kecerdasan saja, akan tetapi juga pendidikan yang memperhtikan pendidikan sosial emosional , olah rasa dan kultural.

Pendidikan kultural adalah pendidikan berdasarkan garis bangsa dan budaya. Pendidikan kultural ini yang akan melengkapi, mempertajam dan memperkaya pendidikan kecerdasan murid.

Cita-cita utama Ki Hajar Dewantara adalah kemerdekaan setiap murid untuk mengatur dirinya sendiri, agar murid-murid berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka dalam ketertiban bersama, demi mewujudkan cita-cita pendidikan nasional.

Pendidikan nasional yang berdasarkan garis bangsa dan budaya bertujuan untuk mengangkat derajat rakyat dan negerinya serta setara bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain demi kemuliaan umat manusia di dunia. Maka, pendidikan yang memerdekakan muridlah yang dapat menjadi pegangan kita. 

2)  Pemahaman untuk memfasilitasi murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya

Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut.

Menurut Ki Hajar Dewantara, segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman.



Bagaimana cara menghubungkan dasar pendidikan murid dengan kodrat dan kodrat zaman?

Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada. 

Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunug, dll. Agar murid dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alamnya maka seorang guru atau pendidik  perlu memberikan pembelajaran  yang kontekstual.

Misal mayoritas murid adalah anak petani karet, maka sebaiknya diberikan wawasan dan informasi tentang bagaimana cara menjaga kelestarian alam yang dikontekskan merawat pohon karet agar produksi getahnya semakin baik kualitasnya.

Kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi  lingkungan dan irama. 

Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara mendidk dan mengajar pun menyesuaikan demi murid-murid kita. Muatan pendidikan dan cara belajar setelah masa kemerekaan tentu berbeda dengan muatan pendidikan dan cara belajar pada abad 21. Maka pendidik atau guru harus bergegas beradaptasi terhadap kodrat zaman untuk membantu murid mencapai selamat dan bahagia.

Seiring dengan perubahan yang terjadi dalam pendidikan secara global, Ki Hajar dewantara mengingatkan pengaruh-pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.

Di sisi lain, di era berlimpahnya informasi saat ini kita pendidik tidak dapat membatasi , menolak dan memilih informasi secara langsung. Yang dapat kita lakukan adalah menanamkan budaya kearifan lokal yang logis serta memberikan pendidikan yang sesuai dengan kodrat zaman , pendidikan abad 21 yaitu memberikan kecakapan berpikir kritis.

Dengan demikian pembelajaran yang kontekstual dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta peran guru sebagai penghubung sangat dibutuhkan, karena hal itu akan membantu menguatkan kekuatan-kekuatan kodratnya.

3)  Penerapan pembelajaran yang memerdekakan murid

Pendidikan adalah suatu proses yang dinamis. Pendidikan terus berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman dan juga kondisi murid.

Untuk menyikapi adanya perubahan-perubahan tersebut diperlukan adanya suatu prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dalam hal ini, maka asas Trikon yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang memerdekakan murid atau berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa.

Asas trikon yang dimaksud adalah :



Kontinyu adalah pendidik menuntun murid dengan perencanaan dan pengembangan secara berkesinambungan, menyatu dengan alam, masyarakat Indonesia untuk mewariskan peradaban.

Konvergen adalah pendidik menuntun murid dengan pemikiran terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, menjadikan kebudayaan kita bagian dari alam universal.

Konsentris adalah pendidik menuntun murid berdasarkan kepribadian, karakter dan budaya.


Bapak/Ibu untuk memberikan umpan balik klik di sini.

Posted by Mahmuddin



Minggu, 02 Juli 2023

AKSI NYATA TOPIK 1 : KURIKULUM MERDEKA

Menyebarkan pemahaman "Mengapa kurikulum perlu berubah?"

==================================================================

Salam Guru Hebat !

Mengapa kurikulum perlu berubah? 

Postingan ini menjelaskan bagaimana kurikulum perlu berubah demi memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan zamannya.

Pemahaman Kurikulum dan Pembelajaran

Murid hidup pada zaman dan keadaan yang sudah berbeda.

Kompetensi apa yang dibutuhkan?

Bagaimana cara mereka belajar?

Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan?

Apa itu Kurikulum ? Mengapa Kurikulum Perlu Berubah ?

Kurikulum adalah sesuatu yang kompleks dan multidimensi, akan tetapi kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. Dan kurikulum juga dapat diibaratkan sebagai jantung pendidikan.

Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan sesuai konteks dan karakteristik murid, demi membangun kompetensi  yang sesuai dengan kebutuhan mereka, kini dan masa yang akan datang.

Perubahan zaman dengan isu-isu kekiniannya (seperti  perubahan iklim global, teknologi digital, industri multinasional dan transformasi budaya ) menyebabkan kebutuhan murid juga berubah dan lebih beragam.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai karakteristik dan kebutuhan murid serta perubahan zaman. Itulah sebabnya mengapa kurikulum perlu berubah. 

Murid sebagai Pusat Pengembangan Kurikulum

Menurut Ralph Tyler, dalam bukunya " The Basic Principle o Curriculum" bahwa kurikulum itu terdiri dari 4 komponen, yaitu :

  1. tujuan
  2. konten
  3. metode/cara
  4. evaluasi


Dan komponen kurikulum diklasifikasi menjadi :
  1. tujuan pembelajaran / konten
  2. panduan pedagogi
  3. panduan asesmen
Komponen kurikulum tersebut dapat digunakan  dalam mendsain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid. Mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut.

Dengan begitu, sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau ' core' dari kurikulum itu sendiri. Atau dengan kata lain bahwa kemerdekaan murid dalam belajar merupakan 'jantung' pengembangan kurikulum.

Pembelajaran berdasarkan Prinsip Pembelajaran Paradigma Baru

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya, demikian juga dengan pembelajaran. 

Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di kelas. Sebagai pelaksana kurikulum guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat memfasilitasi beragam kebutuhan murid, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran paradigma baru.

Adapun prinsip umum pembelajaran paradigma baru, meliputi :

  1. mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid saat ini;
  2. membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat;
  3. mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid;
  4. menyesuaikan konteks kehidupan murid;
  5. mengarah pada masa depan yang berkelanjutan.

Dengan 5 prinsip 
pembelajaran paradigma baru tersebut, guru dan satuan pendidikan diharapkan dapat menciptakan  lingkungan pembelajaran yang mendukung beragamnya kebutuhan, bakat, minat dan potensi murid.

Struktur Pembelajaran Merdorong Murid Merdeka Belajar

Pembelajaran paradigma baru merupakan sebuah upaya pembelajaran sepanjang hayat yang sesuai  Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan melalui kurikulum prototipe atau kurikulum merdeka yang memuat program :

  1. Intrakurikuler;
  2. Ekstrakurikuler;
  3. Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila.


Adapun pelaksanaannya dan perubahan utama struktur pembelajarannya pada jenjang SMA adalah sebagai berikut.

Intrakurikuler

Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti muatan lokal.

Berikut ini beberapa perubahan utama pembelajaran pada jenjang SMA kurikulum merdeka (kurikulum prototipe).

Pada jenjang SMA, murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga pembelajaran dibagi menjadi mata pelajaraan umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11. 

Pada program peminatan di SMA, murid diperbolehkan mengambil beberapa mata pelajaran pilihan sesuai minat, bakat dan aspirasinya, meskipun pelajaran itu lintas jurusan. Dalam program peminatan, apabila sumber daya memungkinkan sekolah juga dapat membuka kelas mata pelajaran baru, misalnya kelas bahasa Jerman, kelas Tata Boga, Tata Busana dll.

Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler tetap diadakan pada pembelajaran dengan kurikulum prototipe (merdeka). Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat karakteristik murid.

Pembelajaran Projek

Pembelajaran berbasis projek yang ditujukan untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu :

  1. Gaya Hidup Berkelanjutan
  2. Kearifan Lokal
  3. Bineka Tunggal Ika
  4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
  5. Suara Demokrasi
  6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
  7. Kewirausahan

Dalam pelaksanaannya kegiatan ini mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak terikat dengan mata pelajaran apapun. Dan asesmen yang dilakukan berfokus pada keenam dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu :
  1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
  2. Mandiri
  3. Bernalar Kritis
  4. Kreatif
  5. Bergotong Rotung
  6. Berkebinekaan Global



Asesmen

Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar.

Asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan balik bagi guru, murid dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Hasil asesmen juga menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar murid tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.

Alokasi Waktu dan Model Pembelajaran

Pada pelaksanaan kurikulum prototipe, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan Alokasi Waktu Pembelajaran dan Model Pembelajaran.

Untuk Model Pembelajaran ada tiga alternatif  yang dapat diadaptasi, yaitu :

  1. Model Reguler
  2. Model Blok
  3. Model Kolaborasi


Perangkat Ajar

Perangkat ajar bisa menggunakan :

  1. buku teks
  2. modul ajar
  3. modul projek
  4. buku non teks
  5. video
  6. media cetak/digital


Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi form di link di bawah ini sebagai respon umpan balik tentang “Mengapa Kurikulum Perlu diubah”.

Klik di sini





KISI KISI SOAL KIMIA UJIAN SEKOLAH 2024

 KISI KISI SOAL KIMIA UJIAN SEKOLAH 2024 Siswa dapat menyebutkan : 1.  Tanda-tanda terjadinya suatu reaksi kimia                   2.  Menen...